Ibu adalah sosok penting dalam hidup kita. Seorang wanita yang
telah mengandung kemudian melahirkan kita ke dunia. Mengantarkan kita menjadi
khalifah penerus generasi yang telah menuju purna. Islam begitu memuliakan
keberadaan wanita, yang nantinya dari rahim merekalah lahir tunas-tunas penerus
estafet kepemimpinan. Bukankah kita pernah mendengar bahwa wanita adalah tonggak
peradaban? Atau bisa disebut juga pondasi pembangun peradaban bangsa? Yang
nantinya akan melahirkan pemuda-pemudi tangguh yang siap mengelola bumi dengan
sebaik-baiknya sesuai fitrah, yaitu sebagai khalifah yang
bertugas menjaga keseimbangan alam di muka bumi.
Wanita yang kelak dipanggil “Ibu” adalah madrasah al-ula
yang begitu dijaga kehormatan dan kemuliaannya oleh Islam. Kehadiran wanita tidak bisa dianggap remeh karena perannya akan
mengantarkan pada Jannah yang selalu dirindukan orang beriman dan bertakwa. Dalam
buku“ Wanita Berkarir Syurga”, bahwa kebahagiaan seorang anak adalah memiliki seorang ibu
shalihah yaitu ketika ibu mendidik dan mengenalkan aqidah dengan ajaran-ajaran
Islam yang benar kepada anaknya.
Mengutip
pula perkataan Umar bahwa : laki-laki sukses itu dilihat dari dua hal, yang
pertama siapa ibunya dan yang kedua siapa istrinya.
Ketika ada sahabat yang bertanya pada rasulullah tentang
siapa yang berhak dihormati, beliau menjawab “ibumu” sebanyak tiga kali
kemudian “ayahmu”. Hal ini membuktikan betapa tingginya penghargaan islam
terhadap wanita yang telah menyandang predikat sebagai seorang Ibu. Tak
pantaslah kita menghardik ataupun berkata kasar pada ibu yang telah mengandung
selama 9 bulan 10 hari lamanya. Kemudian setelah lahir masih menjaga dan merawat
kita agar tumbuh sehat.
Berbicara tentang wanita hebat, tentunya kita harus belajar dari
sosok-sosok ibu ummat yang tercatat dalam sejarah islam. Sebut saja Aminah
ibunda Rasulullah, sosok wanita berhati mulia yang melahirkan Muhammad bin
Abdullah sebagai rahmatan lil ‘alamin. Kehadiran Muhammad sang pembawa
cahaya hidayah yang mengeluarkan manusia dari bahaya taghut dan
kesesatan nyata.
Belajar dari Khadijah binti Khuwailid, sang Ummahatul mukminin,
yaitu ibundanya orang-orang yang beriman. Ia adalah seorang ibu yang cerdas,
ulet, mandiri, sangat setia, teguh, dan tentunya seorang wanita shalihah. Belajar
dari Aisyah binti Abu Bakar Ash-Shidiq berupa kecerdasan dan keluasan
wawasannya tentang ilmu pengetahuan, yang menjadikan beliau sebagai rujukan
berbagai ilmu.
Kembali pada sosok wanita yang menyandang predikat “Ibu”. Kisah
menyentuh hati datang dari sosok uwais Al-Qarni yang begitu memuliakan ibunya,
hingga ia menjadi penduduk bumi yang sangat terkenal di penjuru langit. Ia
merawat ibunya yang sudah lumpuh dengan sepenuh hati. Hal yang sangat mengena
di hati adalah ketika Uwais Al-Qarni mengabulkan permintaan ibunya yang
berkeinginan mengerjakan ibadah Haji. Ia menggendong ibunya dari Yaman menuju
Mekkah, hingga thawafpun sang ibu berada dalam gendongannya. Ketika sudah
sampai di muka Ka’bah, Uwais berdoa kepada Allah memintakan ampunan dosa-dosa ibunya.
"Bagaimana dengan dosamu sendiri?" kata ibunya. Uwais menjawab bahwa jika dosa ibunya terampuni, cukup ridho ibunya yang akan membawanya ke Syurga.
"Bagaimana dengan dosamu sendiri?" kata ibunya. Uwais menjawab bahwa jika dosa ibunya terampuni, cukup ridho ibunya yang akan membawanya ke Syurga.
Betapa luar biasanya sosok wanita berpredikat Ibu dalam kehidupan
kita. Maka benarlah ungkapan yang mengatakan “Syurga ada di bawah telapak kaki
ibu”. Bahkan ada seorang anak yang sampai mencuci kaki ibunya untuk mendapat
ridhonya. Ibu adalah pintu keberkahan dimana doa-doanya mudah terijabah.
Sebagai wanita, sudah siapkah kita menjadi sosok ibu hebat? Yang melahirkan
dan mendidik putra-putri kita menjadi generasi panji yang siap membawa
kedamaiaan di muka bumi? Mari bekali diri
dengan ilmu yang menjadikan kita menjadi sosok wanita hebat yang berperan penuh
mencipta generasi tangguh masa depan. Kemajuan peradaban bangsa dapat terlihat
bagaimana cara seorang wanita (red-ibu) berhasil mendidik putra-putrinya dengan
aqidah yang kuat.
Bantul, 3 April 2018
Tidak ada komentar:
Posting Komentar