Artikelku


Iqro’ dan Tantangan Zaman
Oleh: Nin Wahyuni



“Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha-mulia
 Yang mengajar(manusia) dengan pena
 Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.”(QS. Al-Alaq 96:3-5)

Dewasa ini, banyak sekali permasalahan yang dihadapi Umat Manusia. Permasalahan semakin lama semakin kompleks. Menurut Drs. Abdul Afif dalam bukunya yang berjudul Islam dalam Kajian Sain: “Salah satu contoh ajaran Islam yang cukup dapat mengatasi perkembangan zaman yang makin hari makin Modern yaitu surat Al-Alaq, surat yang pertama kali diturunkan oleh Allah.” Iqro’ berarti bacalah. Artinya kita harus membaca. Membaca tidak hanya diasumsikan membaca buku pelajaran saja, tetapi yang lebih luas lagi yaitu membaca situasi. Entah itu 1 tahun yang akan datang, maupun 10 tahun yang akan datang. Masa depan itu pasti terjadi, dan penuh dengan ketidakpastian. Untuk menghadapi sesuatu yang pasti terjadi itulah, kita harus menerapkan iqro’ dalam segala aspek kehidupan. Sehingga kita siap dengan segala perubahan dan gejolak yang ada. Kita memang tak pernah tahu dengan apa yang akan terjadi dimasa depan, tetapi tidak ada salahnya mengidentifikasi sejak dini.
Saat ini Islam mengalami kemunduran dalam segala aspek kehidupan. Begitu tertinggal jauh dengan Barat. Padahal Barat dulunya berada dalam masa kegelapan, yang tak percaya dengan ilmu pengetahuan, yang percaya dengan takhayul serta  benda-benda yang dianggap sakti. Hingga kemudian banyak orang Barat yang menuntut ilmu di Sekolah-sekolah Islam. Setelah mereka menguasai ilmu pengetahuan, ilmu-ilmu itu dibawa kembali ke Negara mereka dan menerapkannya. Namun di Negara Islam, semua prinsip-prinsip agamanya ditinggalkan. Bahkan ijtihad menuntut ilmu semakin kecil. Karena itulah Islam kemudian mengalami kemunduran.
Indonesia adalah masyarakat dengan umat Islam terbanyak di dunia. Sebuah Negara yang makmur, kaya, unik, dan memiliki keaneka ragaman yang tak dimiliki oleh Negara lain. Indonesia bahkan dijuluki sebagai tanah syurga. Berbagai kekayaan flora hingga fauna terdapat di Indonesia. Sayangnya, kekayaan sumberdaya alam tersebut tak bisa direguk nikmatnya oleh bangsa sendiri. Inilah akibat dari kurangnya Iqro’, sehingga tidak bisa mengolah kekayaan sendiri. Sedangkan di Negara yang non Muslim, prinsip Iqro’ diterapkan. Seperti fenomena yang terjadi di Jepang. Supir taksi kemana-mana selalu membawa buku bacaan untuk dibaca ketika ada kesempatan, seperti ketika lampu merah atau sedang istirahat. Di Negara yang non Islam, mereka justru konsekuen dan konsisten melaksanakan nilai-nilai Islam.
Ilmu pengetahuan semakin berkembang dan dinamis. Jika kita tak pernah membaca, kita takkan mengetahui apapun tentang ilmu pengetahuan dan segala sisi sebagai efek sampingnya. Dengan iqro’ maka cakrawala pengetahuan kita akan terbuka dan segala permasalahan yang terjadi bisa diatasi. Mana mungkin kita akan mengetahui sesuatu tanpa membaca? Kunci dari memahami ilmu adalah mampu ‘Membaca’. Sebagai Negara dengan umat Islam terbanyak, Indonesia belum mampu menerapkan iqro’.
Seperti yang terjadi di kampus saya, masih jarang saya melihat mahasiswa duduk dan membaca buku. Kebanyakan dari mereka mengisi waktu luang dengan ngobrol atau chattingan. Masih minim sekali pemahaman mereka tentang prinsip iqro’ dalam kehidupan sehari-hari. Memang saya akui, membaca itu membuang waktu. Membaca itu menjenuhkan. Tapi dibalik itu semua kita akan memiliki wawasan luas. Seperti yang dikemukakan oleh Ustadzah Afifah Afra pada workshop kepenulisan pada 29 Maret 2015, yaitu dengan membaca otak akan aktif, dengan begitu maka akan peka dan tanggap akan informasi-informasi yang baru.
Tanggap dengan informasi-informasi yang baru menumbuhkan rasa keingintahuan. Dari rasa keingintahuan itu akan muncul jiwa menjelajah, kemudian meneliti. Sehingga memunculkan rasa haus akan ilmu, yang menjadikan diri selalu ingin mereguk nikmatnya menuntut ilmu.
Dimasa depan yang semakin kompleks dengan permasalahan itulah iqro’ memberikan solusi terhadap tantangan zaman. Untuk itu inilah alasan mengapa Allah menurunkan surat Al-Alaq ayat 1-5 sebagai surat yang pertama kali di turunkan. Dengan membaca itulah manusia menentukan cara bersikap. Prinsip iqro’ ini sudah ada sejak 14 abad lamanya, namun tak mengalami keusangan dimakan zaman. Iqro’ terus berjalan dinamis sesuai perkembangan manusia. Maha besar Allah dengan segala firman-Nya. Islam begitu sempurna dari segala sisi sebagai agama pembawa Rahmat dan kebaikan di dunia dan akhirat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar