Hari ini langit menjatuhkan barisan hujan. Deras. Seperti
kebiasaanku—menangkup hujan dengan tanganku, sembari berdoa.
“Suka hujan juga?” kata seseorang disampingku.
“Iya,” jawabku singkat tanpa menoleh.
“Kenapa suka hujan?”
“Karena Tuhan sedang melimpahkan rahmat-Nya. Aku ingin
menangkup sebanyak-banyaknya kasih sayang dan kehadiran-Nya,” kataku sambil
memandang tanganku yang tertetesi air hujan.
“Aku juga suka hujan,” kata orang itu lagi.
“Hujan membawaku bertemu denganmu,” katanya lagi. Reflek
aku menoleh padanya dengan tatapan terusik.
“Apa maksudmu?”
Kau hanya tersenyum sekenanya. Memandangku lekat, kemudian
melempar pandangan kearah hujan. Menangkup hujan seperti yang aku lakukan tadi.
Kemudian menoleh lagi kearahku. Aku menunduk.
“Tuhan telah mempertemukan kita. Mungkin ini satu doamu
terjawab, diantara doa-doa lain yang kau panjatkan,” katamu lagi sambil menadah
hujan, hingga lengan jaketmu basah oleh hujan.
“Pertemuan yang indah dalam barisan hujan,” katamu lagi.
Kemudian berlalu. Meninggalkanku yang pasi.
***Bagian 1***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar