Entah, hujan
begitu indah untukku. Mengalirkan kesegaran dan kesejukan dari penat. Mengembaikan
lagi harapanku yang lekang. Disitu, wajah yang tak ingin kuiingat kembali
terbayang.
Ya, kau
datang. Dalam bayangan pada hujan. Tetes air yang merasuk jiwa seolah menyusupkan
rindu akan hadirmu. Dan kau, seolah tahu gema rinduku.
“Akhirnya
aku menemukanmu disini.” Sontak suara itu membuatku kaget. Antara girang dan
bingung berpadu dalam ruang rindu di sudut hati.
“Aku
mendengar bisikan,” katamu dengan pandangan misterius kearahku. Aku gugup dan
melempar jauh pandanganku. Menghindari mata buasmu.
“Apa
benar kau merindukanku? Menyebut namaku?” katamu lagi sambil terus menyusur
arah pandang mataku.
“Mmmm…apaan
sih. Enggak!” ketusku dengan segera meninggalkannya. Rasanya ingin berlari
menjauh sejauh-jauhnya. Berteriak sekencangnya berlomba diantara gemuruh hujan.
Segala
yang tersimpan dalam hati seolah sudah terbaca. Bahwa aku, mulai merindukan
sosok misterius itu. Yang selalu hadir ketika hujan berjatuhan menempa bumi. Seakan
hujan benar dengan rahmatnya. Hadir dengan segala keindahan.
Dia
selalu ada dalam setiap hujanku. Dan aku berharap, cerita hujan—antara aku dan
dia tak memiliki akhir.
***Bagian 3***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar