
Cinta terbaik dari
laki-laki terbaik. Iya kamu. Kamu calon imamku. Laki-laki yang punya komitmen tinggi
berani mendatangi waliku.Cintamu adalah yang terbaik dari siapapun yang pernah
hadir di masa lalu.
Kamu pernah bilang bahwa
serius itu hanya ditunjukkan ke waliku—yaitu bapakku. Dan kamu benar menepati
janjimu. Wanita mana yang gak baper sepertiku? Baru berkenalan beberapa bulan,
tanpa waktu lama berani datang ke rumah, dan tak berselang lama membawa orang
tua. Ahhh betapa tak terduganya Dia menggantikan dengan sosokmu yang lebih
baik. Sesuai dengan apa yang aku adukan pada-Nya tentang kriteria yang bisa
membawaku ke Syurga-Nya.
Tinggal menghitung
pergantian bulan dengan satu tangan, semua rasa yang masih rapi tersimpan akan
buncah di hari akad yang begitu kunanti.
Terimakasih telah
memilihku dari jutaan wanita yang ada, yang bahkan jauh lebih baik dariku. Aku
adalah wanita paling beruntung yang kau pilih.
Ketika menikah nanti,
mungkin aku belum bisa masak. Tapi, percayalah aku tidak akan membuatmu
kelaparan. Aku akan belajar masak dari ibumu atau ibuku. Maka bersabarlah.
Ketika menikah nanti, aku
belum bisa dandan yang cantik, yang bisa menyambutmu setiap pulang kerja.
Bahkan aku tidak hafal alat-alat make up yang bisa memoles wajahku apalagi
memakainya. Tapi, percayalah aku akan menjaga wuduku agar tetap teduh setiap
kamu memandangku kala lelah. Perlahan aku akan belajar bagaimana berdandan
untuk menyenangkanmu.
Ketika nanti sudah
menikah, mungkin aku belum bisa melakukan banyak hal tentang bagaimana mengurus
rumah. Tapi, percayalah bahwa aku akan berusaha membuat rumah tetap nyaman dan
bersih, agar kamu bisa bersantai dan beristirahat usai lelah bekerja.
Ketika nanti kita
menikah, dan aku belum bisa menyenangkanmu, tegur dengan caramu yang paling
lembut. Aku lebih mudah memahami daripada ucapan penuh amarah.
Ketika nanti sudah
menikah, dan mendapati aku belum baik bacaan ngajinya, tolong bimbing dengan
penuh kasih sayang.
Jika aku belum bisa
melakukan seperti apa yang kamu minta, luaskan kesabaranmu untuk membimbingku
agar menjadi sosok yang layak bersanding denganmu.
Cintamu adalah yang
terbaik, calon imamku. Bahkan sampai detik inipun kamu tidak pernah menuntutku
dengan banyaknya “PR” bagaimana menjadi istri yang baik.
Semoga Allah mudahkanku
memperbaiki diri agar hadirku adalah penyejukmu tanpa menunggu pintamu.
Bantul, 25 Oktober
2018~Kala Rindu Menyapa