Oleh : Nin Wahyuni
Pertemuan adalah
ketika engkau tak sengaja berjumpa seseorang di perjalanan, di toko buku, di
rumah makan, atau di setiap sudut kota yang kau singgahi.
Pertemuan selalu
indah karena kau bisa belajar banyak hal. Meski terkadang beberapa dilalui
dengan pertengkaran kecil dengan orang-orang yang menyebalkan. Its all,
ambil aja hikmahnya. Kau hanya perlu pusatkan pada prasangka baik, agar yang
kau temui adalah kebaikan.
Jika kau bertanya
mengapa harus ada pertemuan, kemudian ada perpisahan yang menyakitkan? Pusatkan
pikiranmu untuk memandang ke langit luas, “Allah sudah mengatur hidupmu dengan
begitu sempurna” kemudian tundukkan kepala dan katakan “Aku sungguh tidak tahu
apa-apa perihal rencana-Nya”.
Terkadang kita hanya
kurang bersyukur dan kurang bersabar menghadapi kehidupan ini. Jika kau tak
bisa bersabar saat ini, apakah kau bisa bersabar dengan kehidupan dengan
kelelahan abadi?
Seperti yang pernah
kudengar dari seorang penceramah tersohor bahwa, “dunia ini ibarat gambar,
sedangkan akhirat adalah aslinya”. Bisa dibayangkan, kan? Seindah apapun dunia
ini, ya yang kita lihat hanya sebatas gambar. Lalu untuk apa terlalu bekerja
keras di dunia hingga melupakan akhirat? Bukankah seluruh aktivitas kita di
dunia hanya untuk menunggu waktu shalat?
Jangan terlalu lekat
menyimpan dunia di hati, karena kau akan menjadi culas dan lupa diri. Tidakkah kau
ingin dengan ‘pertemuan-pertemuan indah’? tak ingin kah bertemu dengan Rabbmu
dengan keadaan memancarkan kebahagiaan?
Banyak orang salah
jalan karena ketidakmampuannya menemukan arah. Atau mungkin, enggan berjalan
pada roda kebenaran yang sedikit orang singgahi?
Sepertiny kita harus
mendengar sepenggal pelajaran yang disampaikan Buya Hamka bahwa “Kita memang
hanya akan dipertemukan, dengan apa-apa yang kita cari”.
Bantul, 2 mei 2018—Renungan—nasehat
diri sendiri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar