oleh: Nin Wahyuni
Terlambung
angan sesaat
Ketika
semilir merasuk jiwa
Tertinggal
penat dari riuh bisingnya kereta
Terbesit rasa
hendak terbawa
Pada negeri
impian masa depan
Negeri penuh
impian tiada dusta, tiada nestapa
Negeri aman
penuh sentosa
Dimana
kelaparan tak mencekik rakyat kecil
Dimana suara
kecil ditinggikan
Dimana
tangan-tangan rendah digapai sejajar
Hukum tak
lagi seperti pedang terbalik
Tumpul
diatas, tajam dibawah
Yang menikam
sadis rakyat kecil
Hukum
bukanlah dagangan yang bisa diperjual belikan
Karena tak
semua mampu membeli
Hukum
bukanlah menentukan siapa yang kuat dan siapa yang lemah
namun
menjunjung tinggi kepatuhan kepada Tuhan akan kebenaran dan keadilan
Neraka itu
jauh…
Surga itu
jauh…
Bagi mereka
yang tak percaya Tuhan
Bertindak
sewenang-wenang seolah Tuhan tak tahu
tak ingatkah
kisah fir’aun yang lalim?
Menganggap
dirinya sebagai Tuhan
Yang
ditenggelamkan karena kesombongannya?
Negeri
impian…
Negeri dengan
kepemimpinan yang adil
Laksana
Rasulullah, umar, dan khulafaurrasyidin lainnya
Menjunjung
hukum sesuai syariat
Bukan model
liberal, komunis, maupun kapital
Negeri impian…
Yang masih
jauh dari angan
Masih
terselubung kabut perebutan kekuasaan
Negeri Impian...
Oh, Kapankah???
Negeri Impian...
Oh, Kapankah???
Tidak ada komentar:
Posting Komentar