oleh: Nin Wahyuni
Sebut saja Febriana. Dia seorang
gadis yang luar biasa bagiku. Semangatnya sungguh membuatku kagum. Aku terkadang
malu dengan diriku yang sering sekali mengeluh. Menganggap bahwa masalahku
lebih besar dari orang lain. Padahal? jika aku tilik lebih dalam lagi, sungguh
Allah yang maha Besar. Jadi, tak ada masalah besar, karena Allah Yang Maha
Besar Sang pemilik masalah. Bukankah Allah telah berfirman dalam QS. Al-Baqarah
ayat 286:”Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan
kesanggupannya…”
Tidak hanya itu, Allah juga berfirman
dalam QS. Al Asy-Syarh ayat 5 dan 6:” Maka sesungguhnya bersama kesulitan
ada kemudahan. Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.”
Jadi, tak ada alasan aku untuk
bersedih atau marah dengan masalah-masalah yang aku hadapi. Aku harus sering
banyak mendengar dan melihat orang lain agar aku lebih banyak bersyukur.
Febriana, bagiku bukanlah gadis yang
beruntung. Dia lahir dari keluarga yang tak mengharapkannya. Orang tuanya
menginginkan anak laki-laki, bukan perempuan, itu yang pernah aku dengar dari sumber tak jelas. Entahlah, semoga saja aku salah dengar . Kini dia dalam asuhan saudara orang tuanya.
Saat ini dia baru saja lulus SD dan
sekolah di sebuah MTS di Bantul. Dulu, selalu ada keluh kesah darinya dan
selalu mengatakan,” Mbak, aku capek sekolah. Aku malu.” Yah, dia mengenyam
pendidikan di bangku SD lebih dari 10 tahun. Teman-teman seangkatannya sudah
masuk SMA, sedang dia masih duduk di bangku SD. Tapi, entah angin Barat atau
angin timur kah yang akhirnya membawanya pada sebuah mimpi. Entah siapa pula
yang mampu membangun lagi harapan-harapan yang telah hancur, hingga Febri
berkata,”Mbak, aku masih pingin nglanjutin sekolah.” Dia mengatakan dengan
sangat bahagia. Allah, malaikat seperti apa yang telah Kau kirimkan untuk Febri
hingga ia memiliki mimpi lagi? Sungguh, tak ada yang mampu menghalangi Kuasa-Mu
jika Engkau telah berkehendak.
***
Tepatnya satu tahun yang lalu, aku
dan teman-teman Pemudi mendirikan bimbel di desa. Aku sangat senang mendapat
kesempatan mengajar bersama teman-teman. Maklum, banyak teman-teman yang
jurusan pendidikan. Dibantu juga dengan adik-adik yang sudah SMA/SMK. Semua itu
berjalan sesuai harapan. Dan Febri, adalah murid yang sangat berkesan bagiku. Dia
meskipun merasa minder karena yang bimbel kebanyakan anak Paud, TK, dan kelas
dibawahnya, dia tetap bersemangat untuk ikut bimbel.
“Mbak, lulus SD aku gak mau sekolah.
Aku mau kerja aja,” kurang lebih begitu katanya padaku. Aku tahu bagaimana
perasaannya. Jika aku, ataupun orang lain yang ada diposisinya, mungkin tak
sekuat dia. Badannya yang besar, dan umurnya yang sudah remaja tentu saja
menjadi beban tersendiri untuknya. Seharusnya dia bisa menikmati masa-masa
remaja dengan teman-teman seumurannya, tapi dia masih belum menanggalkan
pakaian merah putihnya. Sering pula bercerita menjadi bahan ejekan
teman-temannya.
Allah… Engkau telah memilih
Febriana. Semoga Engkau menguatkan pula hatinya dan tegakkan langkahnya…
Aku, yang selalu tak dapat melakukan
sesuatu, hanya diam dan mencoba tersenyum.
“Semua memang tak ada yang mudah.
Jika ada yang bisa menjadi dokter, guru, pilot, dsb bukan berarti mereka tak
mengalami kesulitan. Itu karena mereka tekun belajar,” kataku padanya. Aku
terus berkata-kata entah itu memberikan pengaruh atau hanya akan terhempas dari
lubang telinganya, aku tak tahu. Aku tak ingin dia putus semangat. Beberapa
kali kulihat hasil gambarnya. Bagus. Dia memiliki bakat untuk menggambar. Hasil
warnanya pun lumayan. Hanya butuh latihan. Dia juga tak pernah lupa membawa
buku gambar dan pewarna kemanapun ia pergi.
***
Gadis itu, yang selalu membuatku
kagum, selalu memberi kejutan dalam hidupku. Ketika tak sengaja waktu itu aku
shalat di masjid, aku bertemu dengannya. Dia sedang mencoba menghafalkan
beberapa surat juz 30, padahal dia belum lancar membaca Al-Qur’an tapi
semangatnya sungguh luar biasa. Jujur, aku benar-benar malu. Malu dengan
semangat yang ia punya. Aku dengan kenikmatan yang begitu besar, selalu luput
untuk bersyukur. Hatiku bergetar mendengar lantunannya.
Allah, ampuni aku.
***
Selepas ramadhan, bimbel vakum.
Teman-teman sudah sibuk dengan skripsi, tugas sekolah, KKL, dsb. Dan aku juga
tidak sanggup berjalan sendiri. Pernah aku hanya mengajar sendiri, dan itu membuatku
kewalahan. Setelah itu aku juga sibuk dengan kegiatan kampus. Sedih. Jujur, aku
sedih. beberapa kali bertemu dengan Febriana. Dia selalu menanyakan kapan
bimbelnya dimulai. Allah, aku merasa sangat egois dengan kegiatan kampus yang
mulai menjadi prioritasku. Padahal ada hal yang lebih penting. Bukankah aku
calon guru? Bukankah aku harusnya mementingkan mereka? bukankah guru yang baik
itu adalah guru yang selalu memperhatikan murid-muridnya? Dimanapun dia berada,
selalu menemukan murid untuk diajar.
Tak hanya itu, ada orang tua yang
selalu bertanya padaku. “Mbak, kapan bimbel lagi?” aku terkadang bingung
menjawabnya. Semua menjadi tak pasti. Mungkin setelah ini. Besok. Atau lusa.
Atau entah kapan, aku tak tahu.
Satu hal, aku selau merindukan dimana
aku bisa mengajar lagi. Entah itu dimanapun, dan kapanpun. Dengan mengajar aku bisa bertemu
dengan anak-anak yang selalu membuatku punya semangat. Dan meskipun aku sudah
beberapa kali bertatap muka dengan beberapa anak, tapi Febriana adalah yang
paling istimewa yang memberikan pengaruh dalam hidupku. Yaitu, semangat yang
tak pernah pudar dan senyum yang tak pernah surut dari bibirnya. Semoga setelah
ini kehidupannya bisa lebih baik lagi.
“Mbak, aku kemarin ikut lomba
menggambar tapi belum menang,” katanya suatu hari.
“Belum menang gakpapa yang penting
udah berani mencoba. Kalau kamu gak pernah mencoba, kamu gakkan tahu
kemampuanmu,” jawabku. Dia tersenyum bahagia.
“Ia Mbak, aku pengen latihan terus,”
katanya sambil bersemangat melanjutkan gambarnya. Dan kemarin, ketika bulan
Agustus, dia sedang mempersiapkan diri untuk keikutsertaan dalam lomba
Kaligrafi. Masya Allah…
Segenggam asa telah menyinari langkah
Febri. Kini dia telah melangkah dengan pasti. Melangkah tanpa rasa takut.
Sungguh, Allah tak pernah lupa dengan
hamba-Nya.
Semoga kebahagiaan selalu mewarnai
kehidupannya setelah ini. aamiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar