Aku mencoba bertanya pada
hati. Apakah benar cinta yang ada ini murni karena-Nya? Atau hanya ambisi yang
mengatas namakan Dia? Mengatakan
mencintai karena Allah, tapi selalu mencipta bayangnya dari pada meneteskan air
mata dalam sujud? menangis karena telah melukai waktu yang hanya terisi dengan kesia-siaan?
Wahai hati, wahai jiwa. Betapa
lemahnya jiwa ketika jatuh hati. Betapa mudahnya jiwa gundah dan resah ketika
cinta tak selalu berjalan sesuai harapan kita.
Aku kembali merenung. Jiwaku kembali tertunduk
dalam. Membuka kembali hati tempat menyimpan segala rasa. Apakah masih merah atau telah ternoda dan berkerak?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar