Setiap hari adalah lembar hari
yang baru. Selalu ada cerita baru. Pun akan dengan nafas yang baru pula. Setiap
nafas yang terhirup, sesungguhnya ada misi yang harus diselesaikan. Seperti
membahagiakan orang-orang disekeliling kita. Berikan arti untuk setiap nafas
yang dititipkan pada kita.
Kesedihan boleh-boleh saja
ditangisi, tapi harus diingat bahwa setiap kesedihan selalu beriring dengan bahagia.
Hanya membuat orang disekitar kita tersenyumpun, kita sudah memberikan arti
pada nafas.
Jangan pernah merasa sakit hati
ketika banyak yang menggores luka di hati. Bukankah manusia tempat lupa dan
berbuat salah? Ingat, tak ada manusia yang sempurna. Bahkan Rosul sekalipun dia
pernah melakukan kesalahan, seperti teguran Allah dalam surat ‘Abasa yang memperingatkan
Muhammad ketika bermuka masam melihat orang buta yang datang.
Teruslah tebarkan senyummu.
Sembunyikan semua kesedihan yang ada di hati. Yakinlah semua akan berakhir
dengan sendirinya. Seperti roda yang selalu berputar dengan kehendak Allah.
Hargai arti nafas yang masih
bisa kita hembuskan. Mungkin saja hari ini nafas itu berhenti. Atau besok, atau
lusa. Atau…10, bahkan 100 tahun lagi. Kita tidak pernah tau. Selama masih bisa
bernafas, itu artinya masih banyak kebaikan yang harus kita lakukan.
Memang, tak semua orang dapat
menerima kebaikan kita. Tapi, apalah arti penilaian manusia dibanding penilaian
Allah. Tetap jaga semangatmu, teruslah tersenyum untuk lukamu, dan
bersemangatlah untuk hari esok. Semoga Allah masih berkenan menitipkan kebaikan
untuk kita tebarkan.
Berterimakasihlah pada orang-orang
yang pernah atau selalu menggores dan menggiris luka di hatimu. Dia adalah
orang baik yang sebenarnya selalu mengingatkanmu untuk dekat dengan-Nya. Dia
yang menjadikanmu bersemangat untuk berdekatan dengan-Nya. Juga yang membuatmu
menangis agar bakteri yang ada di mata dapat dibersihkan dengan air mata, agar
hatimu pun ikut bersih.
Pada hari ini, selamat datang
luka dan selamat datang kebahagiaan yang sudah menanti.
Walahu’alam
bis shawab