Sungguh, hati ini adalah cermin yang retak
Tak utuh dengan kesadaran iman yang kuat
Sungguh, jiwa ini rapuh merepuh
Tak tegak tanpa sandaran
Sungguh, raga ini layaknya debu
Beterbangan tanpa arah dan tujuan
Wahai Sang Penggenggam,
Luruhku bersimpuh dengan kedua kakiku bertekuk
Tanganku yang gemetar menengadah
Bibirku yang terbata mengeja kalimat taubat
Mata yang terus mengalirkan butiran cair rasa takut dan
penyesalan
Juga tunduk hatiku dengan seluruh kepasrahanku
Genggam aku, jiwaku, ragaku, juga hatiku
Wahai Sang Penggenggam,
Cahaya-Mu sungguh terang, menakjubkan
Izinkan hati ini mendekat
Merasakan hangatnya pancaran-Mu
Merasakan keteduhan kasih-Mu
Wahai Sang Penggenggam,
Kau yang memiliki kegelapan abadi, juga pemilik kesepian
Izinkan diri ini berjalan pada keduanya
Merasakan nikmatnya gelap, untuk bermunajat pada-Mu
Merasakan sepi, untuk merenungi kesagala kealpaanku
pada-Mu
Wahai Sang Penggenggam,
Bawalah aku pada nikmatnya lautan rahmat-Mu
Panjangkan sujudku
Deraskan air mataku
~~Bantul, 7 Maret 2016, Mahabbah Al-Ulla
Tidak ada komentar:
Posting Komentar